Jumat, 10 Maret 2017

"Rinjani Kali Ini Tanpamu, Na…"




Meminjam kosa kata dari Soe Hoek Gie
“aku merasa melankoli kali ini”
Menapak jalanan padang savana sepanjang gerbang masuk hingga pos III,
Deretan cemara dan kabut track Padabalong,
Gigil malam di ceruk tebing Pos II,
Aku merindukanmu, Na…

Edelweiss pertama yang ku sapa saat tiba di Pelawangan,
Area Camp untuk menanti senja yang kita sebut “Negri Di Atas Awan”
Aku mengingatmu, Na…

Ketika senja menyapa dengan binar yang selalu menjadi “Rindu Kita”
Serta senyum ramah rekan-rekan pendaki yang berebut moment,
Tamu-tamu mancanegara yang pamer kemesraan dengan pasangan masing-masing
Pernah membuat kita iri…
Kau ingat, Na?
Dan kitapun berazam janji “suatu saat nanti kita akan lebih mesra dari mereka dengan kekasih halal kita”
Dan kitapun tertawa…

Malam di Pelawangan kali ini minus 3 derajat kata para guide, Na…
Dan beku mulai terasa saat waktu isya’ masih muda
Kau biasanya berbaring disisiku dalam tenda mungil kita
Sambil bersenandung kau mengajakku mengintip taburan bintang dari celah angin
Tapi kali ini sedang purnama
Dan sebelum empat rakaat tadi aku mengabadikan tarian api yang meliuk di pegunungan kampung di bawah sana…

Beranjak dini hari dan perjalanan puncak di mulai
Genggamanmu yang menguatkan saat kita berdiri melingkar melafal do’a
Aku membutuhkanmu, Na…
Seperti biasa untuk menghalau jauh rasa gentar di sudut hati
Mengingat beratnya perjalanan yang menguji keteguhan di Jalan Guguran

Menghimpun semua lukisan wajahmu yang tersenyum penuh keyakinan tertuju untuk ku
“kau pasti bisa, Nis!”
Kurasakan semangat tanpa ruang pilihan selain “harus sampai puncak”
Mengalir diseluruh aliran darahku
Berdetak dengan satu kalimat favorit kita
“Jangan Menyerah, Karna Kita Adalah Maha karya Yang Merahasiakan Potensi Tak Terbatas. Pasti Bisa! GAMBARIMASHO!”

Langkah pertamaku terasa begitu ringan, Na…
Bahkan jaket tambahan hanya aku simpan dalam ransel bekal
Senyummu memenuhi benakkku, berenergi – menghangatkan

Punggungan terlewati tanpa hambatan meski ceruk-ceruk itu banyak yang tak ku kenali lagi
Subuh tiba tepat dimana kita pernah berdiri, rukuk dan sujud bersama
Ingin mengulangnya lagi dan lagi bersamamu, Na…

Dan akupun berhasil berdiri di puncak, Na…

Semesta diri dan jiwaku bertasbih dalam sujud syukur yang cukup panjang
Menyapu pandangan pada segala yang terlihat indra
Menghirup udara pagi yang masih gigil
Meresapi sinar mentari yang mulai beranjak dhuha
Dan kau tau betapa narsisnya aku, Na…
Meski kenarsisanku masih dikalahkan oleh gerak refleks tanganku yang lebih mementingkan mengabadikan apa yang tertangkap lensa kamera
Aku benar-benar membutuhkanmu untuk menjadi model sekaligus fotograper terbaik menggantikanku
Aku tersenyum untuk job kecil itu…

Na…
Danau, Na…
Bening dan tenang mengingatkan ku pada wajahmu yang selalu meneduhkan didihku
Anak Gunung Baru sedikit berubah wajah sejak erupsi dua tahun lalu,
Air terjun Kalaq dimana kita berendam dengan air panas disisinya kali ini hanya berupa aliran irigasi
Sendu, Na…
Tapi kau tau, Segare Anak kita tetap indah dan memukau
Karna kau, aku…
Kita…
Kenangan itu menjadikannya tetap indah…

Pagi dengan segelas sereal di bibir danau,
Kali ini aku tak cukup waktu untuk mengunjungi Cikar Rarat dan Gua-gua eksotis itu, Na…
Tapi aku merasa cukup

Track senaru masih seterjal dulu
Tapi kini ada tangga, Na…
Tangga…
Dan aku tertawa mengingat mimpimu tentang Eskalator
Ada-ada saja

Puncak Senaru ada pagarnya, Na…
Sedikit mengusik hasil kamera
Tapi tak apa
Ada monument kecil TNI,
Aku membayangkanmu berdiri tegak dengan tangan terkepal dan merah putih berkibar di atasnya
Pasti pas dengan semangatmu yang seperti api abadi PON
Aku tertenduk
“Masihkah kau seperti yang aku ingat, Na?”

Menelusuri terowongan pepohonan hutan tropis hingga jelang magrib
Kali ini aku tak berminat lagi pada semua nama latin yang tertempel di setiap batang pohon
Tanpamu tak ada rival untuk menghafal, Na…
Hingga ku akhiri Ekspedisi kali ini dengan kaki terseret dan bengkak di ujung jari
Aku sungguh merindukanmu melewati ini semua
Bersama…
Rinjani kali ini tanpamu, Na…
Tetap indah bersama kenangan kita.

Kau, masih mencintai Rinjani kita seperti hal nya kau mencintaiku kan, Na?

*** Mataram, 5 September 2012***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar