Jumat, 10 Maret 2017

»» La, "Bumi" Dimana Aku Berpijak ««



"Berhentilah untuk selalu terlihat kuat, tidak ada yang salah dengan meneteskan air mata..."
Seperti itu kau mengurai sesak didadaku,
Dan bahumu yang bumi,
Menjadi pijakan bagi kesadaranku yang rumit.

Tidak mudah untuk memahami kepelikan ku,
Dan kau satu diantara yang tidak berusaha untuk melakukanya,
Sederhana saja bagimu,
Sekotak brownis yang kau kirim pagi hari,
Tas rajut sewarna langit cerah hasil karya pertama,
Juga syal benang wol yang kau hadiahkan berkali-kali,
Tapi selalu "ku hilang" kan,
Menjadi gurat demi gurat cinta yang kau hadirkan,
Untuk membersamaiku...
"Tan kenapa? Cerita dong.... Aku ga janji ada solusi, tapi aku sediakan waktu untuk mendengarkan...."
Selalu begitu,
Dan luruhlah separuh beban,
Sebab aku tak sendiri...
Rumus kehidupan yang aku gunakan seringkali melewati batas "rasa kemanusiaan"
Dan kau tau,
Aku hanya butuh segaris senyum dalam kata-kata seringan angin ;
"Tidak apa-apa..."
Begitu saja...
Lalu tawa-tawa kita,
Disela air mata...
Dear, La....
"Aku pernah iri pada mereka yang memiliki saudara perempuan dan menjadi sahabat..."
Tapi aku bersyukur,
Karena Tuhan Maha Baik,
Memberiku sahabat yang menjadi saudara...
»
»
With Love
(Sunisa Fuji, 8/2/2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar